TAQDIR dan JODOH

Oleh:  Ustadz Dr. Ahmad Djalaluddin, Lc. MA.

“Ustadz, Apakah benar kita semua sudah ada jodohnya? Bagaimana cara mengatasi perasaan kecewa melihat satu takdir tidak sesuai keinginan kita? Ketika melihat orang yang kita cintai menikah dengan wanita lain?”

Jawab: 

Ada dua hal yang mengiringi kehidupan manusia, yaitu kehendak (masyi`ah) Allah –subhanahu wa ta`ala- dan ketentuan (qanun) Allah.

Ketentuan (qanun) Allah menyatakan:

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ (72)

“Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?” (Al Nahl:72)

Tapi, boleh jadi kehendak (masyi`ah) Allah menginginkan lain. Ada yang hingga kematiannya tidak menemukan jodohnya. Allah menghendaki qanun (ketentuan) perjodohan itu tidak berlaku pada seseorang.

Sama dengan qanun (ketentuan) yang menyatakan bahwa bertemunya sperma dan ovum (suami-istri) akan berbuah keturunan. Tetapi qanun ini tunduk pada kehendak Allah, sehingga tidak semua pertemuan suami-istri menghasilkan keturunan.

لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ (49) أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ (50)

“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Al Syura:49)

Kata _Syeikh Mutawalli Sya`rawi_ –rahimahullah- bahwa bukanlah qanun (ketentuan) itu yang menciptakan anak, tapi kehendak (masyi`ah) Sang Pencipta qanun (ketentuan) itulah yang menciptakan.

Bukan qanun “berpasangan” yang mengadakan jodoh bagi setiap orang, tapi kehendak Sang Pencipta qanun, yaitu Allah, yang menghendaki seseorang mendapat jodohnya di dunia atau tidak. Itulah takdir. Bahwa jodoh itu rahasia Allah, sebagaimana rizki kita juga dalam rahasia-Nya.

Bagaimana bila orang yang dicintai menikah dengan orang lain?
Yakinlah, apa yang dikehendaki Allah untuk hamba-Nya pasti baik, meskipun tidak sesuai dengan harapan. Dan apa yang diinginkan hamba belum tentu baik bagi dirinya.
 Yakinlah bahwa jodoh anda tidak akan diambil orang lain, sebagaimana anda tidak akan bisa mengambil jodoh orang lain.
Ambillah hikmah dan pelajaran dari apa yang terjadi.
Bersabarlah bila harapan tidak tercapai.
Jika tidak mendapatkan apa/siapa yang anda cintai, maka cintailah apa/siapa yang engkau dapatkan. Itulah syukur.

Berdoalah dengan doa Nabi Muhammad –shallallahu `alaihi wa sallama:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekhawatiran dan kesedihan, dari ketidakberdayaan dan kemalasan, dari pengecut dan bakhil, dari lilitan hutang dan dominasi orang lain.” (HR. Bukhari)

Wallahu a`lam bisshawab

 

Join Telegram:
http://telegram.me/ahmadjalaluddin

Silahkan disebarkan channel Telegram ini, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah kita.

You might like

About the Author: Administrator

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.