Kebaikan dalam Keterpurukan

Oleh:
Ustadz Dr. Ahmad Djalaluddin, Lc. MA

Manakah yang anda pilih: berharta tapi tak bahagia atau miskin tapi bahagia? Biasanya, yang ditanya mengajukan alternatif jawaban: ingin berharta sekaligus bahagia. Sangat jarang ada orang menginginkan hidup menderita, miskin, dan terpuruk.

Tapi, tidak mungkin semua miskin atau semua kaya. Pasti ada yang kaya dan ada yang miskin. Ada yang sukses secara materi dan ada yang terpuruk. Itulah kehendak Allah –taala. Dia Yang Maha Kaya menghendaki ada yang sukses dan ada yang terpuruk.

Manakah yang lebih baik: kaya atau miskin; sukses atau terpuruk? Ulama berbeda pendapat mengenai jawabannya, karena dijumpai riwayat-riwayat yang secara tekstual menyatakan kaya lebih baik atau miskin lebih baik.

Bagi Ibnu Batthal –rahimahullah, jawaban terbaik atas pertanyaan itu adalah pendapat Ahmad Bin Nashr al Dawudi –rahimahullah. Menurut al Dawudi, kaya dan miskin itu ujian. Sukses dan terpuruk itu ibtila (ujian). Allah -azza wa jalla- menguji para hamba-Nya dengan kekayaan dan kemiskinan; menguji dengan kesuksesan dan keterpurukan. Allah ingin melihat siapakah yang sabar, siapakah yang bersyukur, dan siapakah yang mentaati batas-batas Allah?

Bila kaya dan miskin adalah ujian, kesuksesan dan keterpurukan materi juga ujian, maka kebaikan tidak tergantung pada kondisi kaya atau miskin, sukses atau terpuruk. Boleh jadi si kaya lulus ujian. Boleh jadi yang miskin gagal menempuh ujian. Boleh jadi yang sukses secara materi gagal dalam ujian. Dan boleh jadi yang sedang terpuruk justru lulus ujian.

Semuanya tergantung pada sikap yang ditunjukkan saat kaya, saat miskin, saat sukses, dan saat terpuruk. Keliru dalam bersikap adalah keburukan. Benar bersikap adalah kebaikan.

Kaya-miskin, sukses-terpuruk bisa menghampiri siapapun. Tentu semua berharap tetap dalam kebaikan dan lulus ujian.

Dalam salah satu haditsnya yang shahih, Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallama- mengajarkan resep menjaga ‘kebaikan dalam keterpurukan’. Abdullah bin Amr –radliyallahu anhu- meriwayatkan:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَرْبَعٌ إِذَا كُنَّ فِيكَ فَلَا عَلَيْكَ مَا فَاتَكَ مِنْ الدُّنْيَا حِفْظُ أَمَانَةٍ وَصِدْقُ حَدِيثٍ وَحُسْنُ خَلِيقَةٍ وَعِفَّةُ طعمة (السلسلة الصحيحة)

“Jika dalam dirimu ada empat hal, maka engkau tidak akan menderita meskipun terpuruk secara materi. (Empat hal itu) adalah menjaga amanah, perkataan yang jujur, akhlak yang baik, dan makanan yang baik.” (Hadits Shahih)

Wallahu Alam bisshawab.

You might like

About the Author: Administrator

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.